Bismillah
Nabi Shollallohu 'alaihi wasallam bersabda,"Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya saja kalian mengetahui sebagaimana yang kuketahui, nisacaya kalian akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis." setelah itu Beliau pergi, dan hal ini membuat mereka semua menangis. lalu Allah subhaanahu wata'ala menurunkan wahyu kepada beliau," Hai Muhammad, mengapa kamu membuat hamba-Ku berputus asa? Nabi Shollallohu 'alaihi wasallam pun kembali seraya bersabda: 'Bergembiralah, dan berupayalah menggapai kebenaran, serta bersahajalah'. HR. Bukhori dalam Al-Adabul Mufrod:254 dan Ibnu Hibban: 2491-2492 dalam Al-Mawarid
Ulasan
Dalam Al-Quran dan Sunnah ada nash-nash yang memandang rendah urusan dunia serta memandang sebelah mata kedudukannya. Hal itu jika dibandingkan dengan urusan akhirat dan kedudukannya yang tinggi. Demikianlah cara kita memahami nash tersebut. Allah subhaanahu wata'ala Berfirman:" Padahal kehidupan akhirat itu lebih abik dan lebih kekal". QS.Al-A'la:17
Sungguh, dunia itu adalah tempat Allah menjadikan Adam sebagai Khalifah di dalamnya. Di dunia pula Dia mengutus para Nabi dan Rosul, Menurunkan para malaikat dengan membawa kitab suci (wahyu), menghidupkan di atas bumi-Nya orang-orang yang dicintai dan dikasihinya, menempatkan Ka'bah dan Masjid Al-Aqsho disitu, dan Masih banyak lagi kebaikan dan nikmat di dalamnya yang tidak bisa diremehkan kecuali jika dibandingkan dengan sesuatu yang lebih baik dan lebih kekal daripadanya (yaitu akhirat).
Dengan Demikian, dunia hanyalah tempat yang baik bagi hamba yang benar-benar menunaikan hak -hak Allah subhaanahu wata'ala, serta bagi orang yang melalaikannya dengan membawa sesuatu yang membuat Dia ridho kepadanya pada hari kiamat; yaitu dengan menghalalkan yang halal, mengharamkan yang haram, memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran, mengajak kepada kebajikan, menegakkan manhaj dan syariat Allah subhaanahu wata'ala di dalamnya, serta memakmurkan ajarann-Nya dengan petunjuk dan kebenaran.
Sedangkan bagi orang yang menjadikan dunia sebagai kiblatnya serta menjadikan perhiasan dunia sebagai tujuan hidupnya, sehingga dia bekerja hanya untuk kepentingan dunia dan mengabaikan urusan akhirat; sesungguhnya dia telah menjual sesuatu yang abadi dengan sesuatu yang fana. padahal, Allah subhaanahu wata'ala berfirman: "Dan sungguh yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan". QS. Adh-Dhuha;4
Sumber: Shahih Hadits Qudsi,
Karya Syaikh Ishamuddin Ash-Shababithi
Pustaka Imam Asy-Syafi'i
Cet. Pertama: Muharrom 1436 H
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !