Khutbah Idul
Fitri 1436 H
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إن الْحَمْد
لِلَّه تَعَالَى نَحْمَدُه وَنَسْتَعِيْن بِه وَنَسْتَغْفِرُه وَنَعُوْذ بِاللَّه
تَعَالَى مِن شُرُوْر أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَات أَعْمَالِنَا مَن يَهْدِى الْلَّهُ
فَلَا مُضِلَ لَه وَمَن يُضْلِل فَلَا هَادِى لَه وَأَشْهَد أَن لَا إِلَه إِلَّا
الْلَّه وَحْدَه لَا شَرِيْك لَه وَأَشْهَد أَن مُحَمَّداً عَبْدُه وَرَسُوْلُه
فقا ل تعا لى:
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ
اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ ﴾) آل عمران(
﴿ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ
رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا
وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي
تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً …﴾ (
النساء)
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا (70) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ
فَوْزًا عَظِيمًا )71 ( ﴾) سورة الأحزاب(
أما بعد:
فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم وشر
الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار.
MENJAGA DAN MENGENDALIKAN HAWA NAFSU DENGAN BERBEKAL TAQWA
Allahu Akbar... allahu Akbar Walillah ilham
Kaum muslimin wal muslimat yang berbahagia
Seiring
dengan sinar mentari cerah di pagi hari yang berbahagia ini, marilah dengan
penuh kerendahan dan segala keimanan kita ini, kita menunduhkan kepala seraya
berucap syukur kehadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia yang telah
Allah berikan kepada kita semua, sehingga di 1 syawal 1436 H ini, di pagi dan
hari yang berbahagia dan mulia ini kita masih diberikan keimanan dan keislaman,
keselamatan dan kesehatan, sehingga dalam kesempatan ini kita masih dapat melaksanakan
sholai Ied dengan berjamaah.
Sholawat
serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabiyullah Muhammad
SAW, yang dengan segala perjuangan dan pengorbanannya telah mampu meneranngi qolbu-qolbu
umat manusia dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang di bawah naungan
wahyu Illahi Robbi, maka marilah segala apa yang telah dikerjakannya baik
tindakan, ucapan atau perbuatan baginda Rosul tersebut hendaknya kita jadikan
contoh, Ittiba dan Ittibar di dalam kehidupan kita sehari-hari.
Allahu Akbar... allahu Akbar Walillah ilham
Kaum muslimin wal muslimat yang berbahagia
Pada
saat dan sekarang ini Umat Islam di seluruh penjuru dunia dari sabang sampai
meraoke, dari timur sampai barat. Dengan begitu semangatnya dan menggeloranya
besar kecil tua dan muda, mereka serentak mengumandangkan tahmid, tahlil dak
takbir. Memuji kebesaran Allah SWT, sebagai ucapan kebajagian dan rasa syukur
atas dimenangkannya kita dari segala macam godaan dan bisikan syaiton yang
terkutuk selama bulan suci ramadhan. Ibarat seorang tentara, kita adalah
prajurit yang gagah berani yang telah bertempur di medan perang habis-habisan
melawan laknatullah syetan yang terkutuk yang menjadi musuh Allah dan musuh
orang beriman yang besemayan di tubuh kita melalui aliran-aliran darah kita
yang selanjutnya di sebut sebagai hawa nafsu.
Ya...
puasa secara bahasa adalah Al Imsaku walkaffu ‘anisyaein atau menahan
dan menjaga diri dari sesuatu yang membatalkan ibadah puasa kita. Apa sesuatu
yang harus kita jaga itu...? nafsu atau syahwat yang ada di dalam diri kita
yang harus kita jaga, dan kita kendalikan agar tidak merusak dan menghancurkan
keimanan kita kepada Allah SWT , agar tidak menjadikan kehinaan kita di mata
manusia terlebih-lebih Allah. Agar tidak menghancurkan dan menyesatkan kita di
dunia sampai di akhirat.
Allahu Akbar... allahu Akbar Walillah ilham
Kaum muslimin wal muslimat yang berbahagia
Di
dalam diri manusia ada dua kekuatan yang saling berebut mempengaruhi hati
manusia, yaitu :
1.
Kekuatan Iman
Iman adalah salah satu intan mutiara
yang termahal yang telah Allah berikan dan semayamkan ke dalam diri manusia
ketika manusia masih berada dalam kandungan ibunya. Dan kalau iman itu sudah
hilang dari diri kita maka kita tidak akan dapat membeli dimanapun dan
berapapun juga. Sebagaimana firman Allah SWT:
وَإِذْ
أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى
أَنفُسِهِمْ أَلَسْتَ بِرَبِّكُمْ قَالُواْ بَلَى شَهِدْنَا أَن تَقُولُواْ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ -١٧٢-
“Dan
(ingatlah) ketika Tuhan-mu Mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu
Adam keturunan mereka dan Allah Mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya
Berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhan-mu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan
kami), kami bersaksi.” (Kami Lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat
kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini,” (QS.
Al-A’rof 172)
Ayat
tersebut di atas telah menyampaikan kepada kita bahwa sesungguhnya insting,
naluri dan pembawaan manusia untuk mengakui, menyembah dan berbakti kepada
Allah, telah Allah tanamkankepada diri dan hati manusia, hal itu sebagai
antisipasi dari Allah SWT kalau-kalu nanti di akhirat manusia akan banyak
alasan ketika diminta pertanggungjawabannya. Sebagaimana Allah berfirman, yang
artinya, “atau agar kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya nenek moyang kami
telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami adalah keturunan yang
(datang) setelah mereka. Maka apakah Engkau akan Membinasakan kami karena
perbuatan orang-orang (dahulu) yang sesat?”
Tetapi
walau Allah telah banyak memperingatkan melalui Nabi, Rosul dan ayat-ayatnya
tetapi masih saja banyak manusia di dunia ini yang lupa, tidak mau/ enggan
beribadah kepada Allah, hal ini dikarenakan hatinya telah tertutup nafsu dan
syahwat yang menyelimuti dan menutup keimanan manusia. Mengapa hal itu
terjadi.......? karena manusia sangat cinta dan cinta sekali kepada kehidupan
dunia. Padahal ketika roh telah dicabut dari badanya, maka saat itulah
kehormatan semua yang dikejarnya tidak ada artinya sama sekali, justru yang ia
dapatkan adalah kehinaan, kenistaan dan penyesalan yang tiada guna. بَلْ
تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا -١٦- وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى -١٧-
“Sedangkan
kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat itu
lebih baik dan lebih kekal”.
Kalau
kita sudah menyadari bahwa sesungguhnya iman itu adalah titipan, amanah dari
Allah SWT, mengapa kita tidak menjaganya
agar tidak tercemar dari dosa-dosa, agar suatu saat jika kita dipanggil oleh
Allah, kita pulang kehadiratnya dengan mengembalikan iman dalam keadaan semula.
Marilah mulai dari sekarang kita jaga keimanan kita dengan tetap beribadah
kepada Allah, kapan saja dan dalam kondisi bagaimanapun juga.
Allahu Akbar... allahu Akbar Walillah ilham
Kaum muslimin wal muslimat yang berbahagia
2.
kekuatan nafsu / syahwat
Di
dalam diri manusia ada getaran kekuatan jahat yang digerakan oleh syethan
melalui aliran darahnya dan kejahatan tersebut berbentuk Nafsu/ syahwat. Nafsu
atau syahwat adalah keinginan manusia terhadap sesuatu yang sifatnya semu
belaka, kamuflase atau instan dan sementara yang kalau di turuti maka akan
dapat menyesatkan dan menghancurkan serta meluluhlatahkan kewibawaan dan
kehormatan manusia itu sendiri, akan menjadikan manusia hina dimata manusia
terlebih-lebih di sisi Allah SWT. Nafsu itu pada hakekatnya seperti orang
melihat gunung. Nampaknya indah dan sejuk di pandang mata, sehingga kita sangat
tertarik dan ingin menggapainya, tetapi kalau sudah kita dekati dan hampiri
didalamnya ternyata banyak sekali duri-duri yang siap menyayat tubuh kita dan
bintang buas yang siap memangsa kita. Nafsu-nafsu tersebut adalah sebagaimana
yang Allah sampaikan melalui firmannya:
“Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini yaitu
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup
didunia dan disisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga) (QS Ali Imron:14)
Allahu Akbar... allahu Akbar Walillah ilham
Kaum muslimin wal muslimat yang berbahagia
Ibadah
puasa yang kita laksanakan satu bulan kemarin adalah sebuah training, pelatihan
agar kita sebagai manusia dapat benar-benar mengendalikan hawa nafsu yang bisa
menyesatkan kita tersebut. Ibadah puasa kita telah melatih kita untuk menjadi
orang yang sabar apabila terdapat kesulitan dalam hidup. Sabar sambil tetap
berusaha mengatasi permasalahan hidup dengan cara – cara yang halal dan di
berkahi Allah SWT, yang selanjutnya kita bertawakal kepada Allah atas hasil
yang kita peroleh dalam usaha kita tersebut.
Dan
ketika kita diberikan kemurahan rezeki oleh Allah SWT dan mendapatkan
kesenangan hidup, hendaklah kita dapat menjadi hamba-hamba Allah SWT yang
besyukur dan menginfaqkan sebagian harta kita untuk berzakat bukan justru untuk
bersombong-sombong ria dengan melihat manusia di kanan kiri kita dengan sebelah
mata saja.
Allah
telah berfirman : ذَرْهُمْ يَأْكُلُواْ وَيَتَمَتَّعُواْ
وَيُلْهِهِمُ الأَمَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ -٣-
“Biarkanlah
mereka di dunia ini makan dan besenang-senanglah dan dilalaikan oleh
angan-angan (kosong) maka kelak mereka akan mengetahui akibat perbuatan mereka”
(Qs Al Hijr:3)
Allahu Akbar... allahu Akbar Walillah ilham
Kaum muslimin wal muslimat yang berbahagia
Oleh
karena itu melalui khutbah yang singkat ini khotib mengajak kepada diri pribadi
dan kaum muslimin semuanya, marilah ... kita jaga iman kita yang pada
hakekatnya adalah titipan Allah, kita tingkatkan iman kita menjadi Islam,
dengan melaksanakan Sholat, puasa dan ibadah-ibadah lainya. Dan kemudian
sesudah itu marilah kita tingkatkan Islam kita menjadi sebuah ketaqwaan hanya
kepada Allah semata, karena keimanan kita harus kita buktikan dengan amal
sholehah, seperti halnya shalat kita, jangan hanya berhenti pada ibadah ritual
5 waktu saja, tetapi shalat kita harus membekas dalam bentuk “amar ma’ruf nahi
munkar”misalnya kalimat takbir dengan mengangkat tangan kita, itu artinya rasa
hormat kita pada Allah harus di atas segala-galanya, kalau di dalam shalat
harus menutup aurat, maka jika telah selesai shalat kita juga harus mampu
menutup aurat dsb. Itu artinya ibadah-ibadah ritual yang menunjukan bahwa kita
orang Islam, harus kita tingkatkan menjadi ibadah faktual yang menunjukan bahwa
kita orang yang bertaqwa. Sebagaimana tujuan akhir dari berpuasa.
Untuk
mengakhiri khutbah ini marilah bersama-sama di hari yang suci dan mulia ini
kita saling membersihkan dosa-dosa kita kepada Allah dengan berdoa, beristigfar
dan bertobat kepada NYA serta meningkatkan prestasi ibadah kepadaNya.. dan
kesalahan, kekhilafan kita kepada manusia kita bersihkan dengan saling
memaafkan dan saling mengunjungi satu dengan lainnya. Mudah-mudahan kita
menjadi orang yang sanggup menahan dan mengendalikan hawa nafsu kita dan
menjadikan kita termasuk orang-orang muttaqin yang akan mendapatkan jaminan
kebahagian dari Allah di dunia sampai di akhirat. Amiin.....
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ , . رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا
وَكَفِّرْعَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَار , اللَّهُمَّ إِنَّا
نَسْأَلُكَ بِأَنَّا نَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ يَا
حَيُّ يَا قَيُّوْمُ يَا ذَاالْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ
يَامُصَرِّفَ الْقُلُوْبِ صَرِّفْ قُلُوْبَنَا
إِلَى طَاعَتِكَ اللَّهُمَّ يَامُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِيْنِكَ
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ
لَنَا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِي فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنُا
وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ
زِيَادَةً لَنَا فِي كُلّ خَيْرٍ وَالْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَأَعِدْ عَلَيْنَا مِنْ
بَرَكَاتِ هَذَا الْيَوْمِ
رَبِّ اجْعَلْ هَذَا
الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنَا وَبَنِيْنَا أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ , رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
ie
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !